Hidup Dengan Autisme (Saudara)
Begitu seorang anak didiagnosis menderita ASD, segalanya berubah. Hal ini akan selalu menyebabkan pergeseran prioritas dalam unit keluarga. Yang paling jelas adalah perubahan dalam cara waktu dan uang dibelanjakan. Hubungan dan tanggung jawab tidak akan pernah sama lagi. Kunci keberhasilan mengelola perubahan ini adalah dengan mengakui dan menerima bahwa perubahan ini tidak bisa dihindari.
Pada bagian ini pertama-tama kita akan melihat bagaimana kehadiran anak autis dalam sebuah keluarga berdampak pada saudara kandungnya. Pada titik ini harus dikatakan bahwa secara umum mereka dapat mengatasi dengan baik pengalaman memiliki saudara laki-laki atau perempuan yang autis. Namun, hal ini tidak berarti bahwa saudara kandung dari anak autis terbebas dari tantangan khusus yang melekat pada keadaan mereka.
Saudara kandung dari anak autis mungkin mengalami sejumlah stres berikut dalam kehidupan sehari-harinya.
- Kecemburuan terhadap perhatian ekstra yang diberikan pada anak autis
- Merasakan/berbagi kesedihan orang tua
- Bersaing dengan anak autis untuk mendapatkan perhatian/kasih sayang orang tuanya
- Rasa malu di tangan teman sebaya
- Frustrasi karena ketidakmampuan mereka untuk berhubungan dengan saudara laki-laki/perempuan autis
- Khawatir harus menjadi pengasuh saudara autis di masa depan