Apa itu Disleksia?
Berasal dari “dys”=abnormal/kesulitan dan “lex”=ucapan/bahasa
Model Malaysia mirip dengan definisi Federasi Neurologi Dunia: “suatu kelainan di antara anak-anak yang, meskipun memiliki pengalaman di kelas konvensional, gagal mencapai keterampilan bahasa membaca, menulis dan mengeja yang sepadan dengan kemampuan intelektual mereka
Dua ciri utama disleksia:
- Kesulitan dalam kemampuan berbahasa (membaca, menulis, mengeja)
- TIDAK konsisten dengan kemampuan intelektual anak
Artinya, anak penderita disleksia akan mengalami kesulitan
- mencocokkan huruf dengan bunyi yang dihasilkannya (kesadaran fonologis)
- mencocokkan kata-kata dengan artinya (decoding)
Beberapa gejala umum:
- Kesulitan dalam mengancingkan baju/mengikat tali sepatu
- Mengenakan sepatu dengan kaki yang salah
- Kecanggungan yang diucapkan
- Kesulitan dalam melempar/menangkap/menendang bola
- Kesulitan dalam memastikan orientasi (bingung atas/bawah, kiri/kanan, depan/belakang)
- Kesulitan dan mengikuti instruksi yang panjang
- Terlambat dalam mengembangkan kemampuan berbicara
- Mencampur suku kata yaitu ‘sapar lamam’ dan bukan ‘pasar malam’
- Kesulitan dalam mengartikulasikan kata-kata dengan banyak suku kata
- Kesulitan dalam memberi nama pada suatu benda
- Kesulitan dalam memastikan tangan dominan
- Tulisan tangan yang sangat tidak terbaca
- Kesulitan dalam menyalin dari papan tulis
- Kesulitan dalam mengingat tanggal, nomor telepon, alamat, dll
- Kesulitan dalam menentukan waktu menggunakan jam
- Kesulitan dalam mengingat urutan
Mengenali Disleksia
Pra-sekolah
- Kesulitan dalam mempelajari lagu anak-anak yang mudah
- Kesulitan dalam mengenali huruf
- Tetap dalam 'pembicaraan bayi'
Taman Kanak-kanak
- Kesalahan membaca: terdengar berbeda dengan yang ada di halaman
- Tidak dapat mengucapkan kata-kata sederhana
- Tidak dapat mengasosiasikan huruf dengan bunyinya
Sekolah menengah
- Membaca lambat dan canggung
- Membingungkan kata yang terdengar sama, mis. meja dan kabel, mentega dan kepala pelayan, dll
- Kesulitan mengingat tanggal, nomor telepon, alamat, nama, dll
- Tulisan tangan berantakan
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk menjawab pertanyaan
Dewasa muda
- Berjuang untuk mengambil/menemukan kata-kata
- Salah mengucapkan nama orang dan tempat
- Kurangnya kelancaran lisan
- Jarang membaca untuk bersenang-senang
- Membaca masih membutuhkan usaha yang besar
Pengujian untuk Disleksia
Pengujian disleksia melibatkan 4 bidang tertentu
- Kesadaran Fonologis (kesadaran akan suara)
- Decoding (apa arti simbol)
- Pemahaman
- Penamaan cepat (mengambil/menemukan kata)
Kesadaran Fonologis
- Nama tes: Tes Kesadaran Fonologis
- Caranya: anak diminta melafalkan kata-kata ketika ada bagian yang dihilangkan, misal. menghapus 'C' dari 'Kucing'
- Apa: Menguji kemampuan anak dalam menggunakan suara
Penguraian kode
- Nama tes: Tes Efisiensi Membaca Kata II (TOWRE II)
- Caranya: anak diminta menjelaskan kata-kata yang sebenarnya dan kata-kata yang dibuat-buat (palsu) dari daftar yang ditentukan
- Apa: menguji kemampuan anak dalam memecahkan kode kata dengan cepat dan akurat
Pemahaman
- Nama Tes: Tes Membaca Lisan Abu-abu 5 (GORT 5)
- Caranya: anak ditanyai pertanyaan dari suatu bagian yang telah dibacanya
- Apa: menguji kemampuan anak untuk melihat kata-kata dalam konteks dan bukan hanya dari ingatan
Penamaan Cepat
- Nama tes: Tes Penamaan Otomatis Cepat
- Caranya: anak diminta dengan cepat menyebutkan nama benda yang muncul pada deretan kartu
- Apa: menguji kemampuan anak dalam mengambil kata dan memproses informasi fonologis
Mengatasi Disleksia
Ada dua program yang dapat membantu anak menghadapi disleksia:
- Pendekatan Orton-Gillingham - teknik langkah demi langkah yang mengajarkan anak-anak cara mencocokkan huruf dengan bunyi, dan mengenali bunyi huruf dalam kata.
- Instruksi Multisensori - mengajarkan anak-anak bagaimana menggunakan semua indera mereka (sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan gerakan) untuk mempelajari keterampilan baru.
Selain itu, orang tua dan guru juga dapat berkontribusi positif dalam mengatasi anak disleksia dengan memberikan bantuan kepada anak
- mengenali dan menggunakan bunyi-bunyi terkecil penyusun kata (fonem)
- Memahami bahwa huruf dan rangkaian huruf mewakili suara dan kata-kata ini (phonics)
- Pahami apa yang dia baca
- Membaca nyaring untuk membangun ketepatan, kecepatan dan ekspresi membaca (kefasihan)
- Bangun kosakata kata-kata yang dikenali dan dipahami
Orang tua juga harus memperkuat kemampuan berbahasa anak dengan cara
- Membacakan dengan suara keras kepada anak
- Dorong waktu membaca - libatkan anak Anda secara teratur dalam aktivitas membaca
- Berikan contoh - alokasikan waktu di mana anak melihat orang tuanya sedang membaca sehingga memperkuat kebiasaan membaca
Masalah Pendidikan
1. lat skrining disleksia Kementerian Pendidikan: SENARAI SEMAK DISLEKSIA
2. Parameter SENARAI SEMAK DISLEKSIA (SSD)
- Penguasaan anak dalam membaca, menulis, dan keterampilan berhitung
- Persepsi orang tua/guru terhadap kemampuan anak
- Adanya prediktor/indikator disleksia.
- Namun, SSD BUKAN definitif dan BUKAN alat diagnostik. TIDAK ada alat diagnostik standar untuk disleksia di Malaysia.
3. Masalah: kasus disleksia mungkin disalahartikan sebagai ketidakmampuan belajar dan dikategorikan sebagai OKU. Anak tersebut mungkin akan diminta keluar dari ALIRAN PERDANA dan bersekolah di KELAS PENDIDIKAN KHAS
4. Konsekuensi: setelah dimasukkan ke dalam sistem OKU, sulit (jika bukan tidak mungkin) untuk mengeluarkan anak tersebut dari sistem. Hal ini berlaku meskipun disleksia telah berhasil diatasi. Anak tersebut selamanya akan dikategorikan sebagai OKU.
Kesimpulan
1. Disleksia adalah suatu keadaan dimana anak menderita ketidakmampuan berbahasa yang tidak sesuai dengan kemampuan intelektualnya.
2. Gejala khasnya meliputi kesulitan dalam membaca, dalam menguraikan kata-kata, dalam membedakan orientasi, dan lain-lain.)
3. Ada tes khusus (menangani kesadaran fonologis, decoding, pemahaman dan penamaan cepat) yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah seorang anak menderita disleksia atau tidak. Deteksi dini akan meningkatkan peluang anak untuk berhasil menghadapi disleksia.
4. Program yang dapat membantu anak mengatasi disleksia antara lain Pendekatan Orton-Gilligham dan Multisensory Teaching.
5. Strategi mengatasi anak disleksia
- Membantu anak mengenali dan menggunakan bunyi terkecil yang menyusun kata (fonem)
- Membantu pemahaman bahwa huruf dan rangkaian huruf mewakili suara dan kata-kata ini (phonics)
- Bantulah anak memahami apa yang dia baca
- Mendorong anak membaca nyaring untuk membangun ketepatan membaca, kecepatan dan ekspresi (kefasihan)
- Bantu anak membangun kosakata kata-kata yang dikenali dan dipahami